PB HMI Dukung Persatuan Umat Islam dan Berikan Support untuk Turkistan Timur

Redaksi MRI
77 Views
2 Min Read

Jakarta, RILIS INDONESIAS COM. – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), sebagai organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, menekankan pentingnya keterbukaan dan inklusivitas dalam menjalin hubungan dengan organisasi dunia manapun.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PB HMI, Arsy dalama pertemuan dengan The International Union of East Turkistan Organization (IUETO) yang mendorong penguatan persatuan ukhuwah islamiyah, terutama terhadap saudara-saudara di Turkistan Timur.

“Kami mendukung mereka dalam bidang sosial kemanusiaan dan silaturahim bersama PB HMI untuk mengkampanyekan persatuan dan ukhuwah islamiyah,” ujar Arsy usai acara Santunan Anak Yatim yang digelar oleh PB HMI.

Arsy juga menyoroti pentingnya konsep pluralisme yang dianut Indonesia sebagai negara heterogen. Menurutnya, HMI hadir untuk mengayomi dan menghimpun umat Islam dari berbagai lapisan. Ia mengingatkan kepada teman-teman Uighur untuk selalu mengingat perjuangan Rasulullah dan menjaga silaturahim antar sesama umat Islam. “Kami akan terus memberikan dukungan kepada teman-teman dari Turkistan Timur untuk membangun peradaban bersama,” tambahnya.

Terkait konflik yang terjadi di China, terutama di Provinsi Xinjiang yang dihuni oleh berbagai etnis seperti Ghui, Mongol, dan Turk, Arsy menyebutkan bahwa konflik tersebut merupakan masalah internal mereka. “Kami menawarkan solusi untuk mempersatukan etnik-etnik tersebut dengan pendekatan Islami dan melibatkan komunitas internasional, agar kedepannya tidak ada lagi ketidaktenangan dalam negara,” jelasnya.

Arsy juga mengingatkan bahwa sebagai negara, Indonesia mengecam setiap bentuk konflik, termasuk di Gaza yang saat ini sedang diganggu oleh Israel. “Palestina adalah negara yang harus kita dukung karena di sana adalah negeri para nabi,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa HMI harus hadir dalam upaya mempersatukan dan menyelesaikan permasalahan di negara-negara ASEAN serta konsolidasi masalah Islam, termasuk di Pattani (Thailand), Rohingya (Myanmar), dan di mana pun umat Islam mengalami kesulitan. (MRI)

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *